MAKALAH
Perencanaan Karangan
Disusun Oleh:
Kelompok 7
Pendidikan Kimia A
Semester 2
Wulan Sari (1113016200003)
Muhammad Basir Nasution (1113016200005)
Ghina Rahmawati (1113016200012)
Raja Melisa Nelvitasari (1113016200021)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU
PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH
DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM
NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Bahasa Indonesia adalah ilmu yang
mempelajari tata berbahasa secara lisan maupun tulisan. Dalam hal lisan,
contohnya kegiatan berbicara seperti Mc, presenter, pembawa acara, pembawa
radio dan sebagainya. Sedangkan dalam hal tulisan, contohnya penulisan ilmiah
seperti pembuatan makalah, karya tulis, proposal, skripsi, tesis, dan disertasi.
Saat membuat penulisan ilmiah diperlukan perencanaan karangan yang bertujuan mempersiapkan
proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir.
Perencanaan karangan merupakan tahap
awal yang dilakukan oleh seorang pengarang untuk mengumpulkan informasi,
merumuskan masalah, menentukan pembatasan masalah, mengamati objek yang
ditulis, dan menuangkan gagasannya dari awal penulisan hingga akhir penulisan.
Perencanaan karangan penting dibuat agar karangan dapat terstruksur dengan baik,
menarik para pembaca dan mudah dipahami. Jika perencanaan karangan tidak dibuat
maka pengarang akan mengalami kesulitan dalam penulisan, apalagi dalam
penulisan karangan formal seperti makalah penelitian, skripsi, tesis dan
disertasi, atau karangan ilmiah lainnya menuntut beberapa persyaratan yang
harus dipenuhi. Untuk memudahkan pembuatannya, maka diperlukan perencanaan
karangan yang terdiri atas beberapa tahapan penulisan.
Oleh karena itu, melihat pentingnya
pembuatan perencanaan karangan sebelum membuat karangan, maka tim penulis
tertarik untuk membahas perencanaan karangan lebih lanjut dalam makalah ini. Dengan
memperhatikan cara pembuatan perencanaan karangan yang benar untuk memudahkan
saat pembuatan karangan.
1.2 Rumusan
Masalah
Berdasarkan latar
belakang di atas, permasalahan - permasalahan yang muncul adalah sebagai
berikut :
1. Apa
yang dimaksud dengan perencanaan karangan?
2. Tahapan
apa saja yang harus dilakukan dalam membuat perencanaan karangan?
3. Bagaimana
cara membuat karangan yang baik dan benar?
1.3 Tujuan
Pembuatan Makalah
Berdasarkan latar
belakang dan rumusan masalah diatas, makalah ini dibuat bertujuan :
1. Untuk mengetahui definisi dari perencanaan karangan
beserta tahapannya.
2. Agar dapat merencanakan pembuatan karangan dengan
baik dan benar.
3. Untuk memahami cara pembuatan karangan yang baik dan
benar.
1.4 Manfaat
Pembuatan Makalah
Manfaat
dari penyusunan makalah ini:
1. Pembaca dapat merencanakan pembuatan karangan dengan
baik untuk memudahkan dalam pembuatan karangan.
2. Pembaca dapat mengetahui tahapan-tahapan dalam
membuat perencanaan karangan yang terdiri atas tahap prapenulisan, tahap
penulisan dan revisi atau penyuntingan.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Definisi
Perencanaan Karangan
Perencanaaan karangan yaitu semua tahap
persiapan penulisan. Dimana, kegiatan menulis bukanlah suatu kegiatan yang
kebetulan, melainkan memang telah direncanakan. Dengan begitu, penulis benar-benar
siap mengungkapkan gagasannya melalui tulisan.
Perencanaan karangan ilmiah
adalah proses awal mengarang sampai dengan penulisan akhir. Perencanaan ini
mencakup prapenulisan, pengorganisasian keseluruhan penulisan, penulisan,
penyuntingan, dan presentasi.[1]
2.2 Tahapan
Pembuatan Perencanaan Karangan
Tahapan-tahapan pembuatan perencanaaan
karangan adalah sebagai berikut:
Tahapan
penulisan:
1)
Prapenulisan:
Menurut Minto Rahayu
dalam buku Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi tahap prapenulisan merupakan
tahap perencanaan atau persiapan menulis yang mencakup beberapa langkah yaitu:
a.
menentukan
topik atau judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis,
b.
menyusun
ragangan (garis besar isi dan menyempurnakannya menjadi kerangka karangan
lengkap setelah datanya lengkap),
c.
menetapkan
landasan teoritis,
d.
menetapkan
sumber data (primer, sekunder) dan cara mengumpulkannya,
e.
menetapkan
metode pembahasan,
f.
menyusun
daftar pustaka sementara, dan
g.
menjadwalkan
pelaksanaaanya.
2)
Penulisan:
a.
Menulis
keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan;
b.
Penulisan
tersebut mencakup:
i. Bagian pelengkap pendahuluan seperti halaman judul,
abstrak, kata pengantar, daftar isi, daftar gambar, daftar tabel.
ii. Bagian naskah utama terdiri dari pendahuluan,
bahasan utama, dan kesimpulan dan saran.
3)
Penyuntingan
(Editing): penyuntingan naskah, penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa. Dengan
adanya tahap penyuntingan (revisi), semua kesalahan dan kekurangan itu dapat
diantisipasi. [2]
Dalam merencanakan sebuah karangan supaya menghasilkan suatu
karangan yang baik dan sistematis, terdapat langkah-langkahnya yakni
menentukan:
1. Topik
Karangan
Topik
karangan adalah ide sentral yang berfungsi mengikat keseluruhan uraian,
deskripsi, penjelasan, dan seluruh pembuktian. Topik merupakan inti bahasan
yang menjiwai seluruh karangan. Seluruh karangan harus mencerminkan topik
tersebut.
Fungsi
topik karangan:
a. Mengikat
keseluruhan isi;
b. Memudahkan
pengembangan ide bagi penulis;
c. Memberikan
daya tarik dan mudah dimengerti bagi pembaca;
Pemilihan topik
untuk karangan ilmiah,
ada beberapa hal yang perlu dipertimbangkan:
a.
Bermanfaat untuk
perkembangan ilmiah atau profesi penulis;
b.
Menarik untuk ditulis
dan dibaca;
c.
Dikuasai dengan baik;
d.
Bersifat terbatas dalam
artian tidak terlalu luas;
e.
Didukung data yang
relevan;
2.
Judul Karangan
Judul karangan pada dasarnya adalah perincian atau jabaran
dari topik atau judul merupakan nama yang diberikan untuk bahasan atau
karangan,
judul berfungsi sebagai slogan promosi untuk menarik minat
pembaca dan sebagai gambaran isi karangan. Judul lebih spesifik dan sering
menyiratkan permasalahan atau variabel yang akan dibahas. [3]
Syarat
Judul yang Baik:
a. Sesuai
dengan topik;
b. Sesuai
dengan isi karangan;
c. Berbentuk
frasa bukan kalimat;
d. Singkat;
e. Jelas;
f. Menarik
minat pembaca;
3. Tujuan Penulisan
Tujuan
penulisan ialah gambaran atau perencanaan menyeluruh yang akan mengarahkan
penulis dalam melakukan tindakan menyelesaikan tugasnya. Dengan mengetahui
tujuan, penulis akan dapat menentukan bahan tulisan, organisasi karangan, dan
sudut pandang. Ada dua cara menyatakan tujuan penulisan, yaitu:
a. Tesis
Tesis adalah rumusan singkat yang
mengandung tema dasar dari sebuah karangan bila ada sebuah tema karangan yang
dominan. Tesis sama dengan sebuah kalimat utama dalam paragraf. Oleh sebab itu,
tesis tidak diperkenankan lebih dari satu kalimat. Dengan kalimat tesis,
penulis dapat menentukan bahan yang akan menjadi tulisan. Tesis digunakan jika
penulis ingin mengembangkan gagasan yang berupa tema seluruh tulisan.[4]
Ciri-ciri
tesis yang baik:
(1).
berisi gabungan rumusan topik;
(2).
penekanan topik sebagai suatu pengungkapan pikiran;
(3).
pembatasan dan ketetapan rumusan;
(4).
berupa kalimat lengkap terdapat subjek dan predikat (objek);
(5).
menggunakan kata khusus dan denotatif (lugas);
(6).
berupa pernyataan positif
– bukan kalimat tanya, bukan kalimat seru,
dan bukan kalimat negatif;
(7).
dapat mengarahkan, mengembangkan, dan mengendalikan penulisan;
dan
(8).
dapat diukur dan dibuktikan kebenarannya;
Contoh
dari perumusan tema, tujuan karangan, kalimat tesis, dan rumusan judul:
Tema : Meningkatkan penjualan sepatu buatan dalam
negeri
Tujuan :
Untuk menunjukkan bahwa sepatu buatan dalam negeri dapat
diupayakan
agar lebih diminati oleh konsumen.
Tesis :
Sepatu buatan dalam negeri dapat ditingkatkan penjualannya
dengan menambah daya saing agar lebih
diminati konsumen
Judul :
Sepatu Lokal, Kenapa Tidak?
Contoh kalimat tesis lainnya:
Topik :
Upaya meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2003.
Tujuan :
Membuktikan bahwa sepatu bata Indonesia diminati oleh
Konsumen di Asean 2003.
Tesis :
Pemasaran sepatu bata di Asean 2003 dapat ditingkatkan dengan
mempertinggi daya saing terhadap produk lain
b. Pengungkapan
maksud
Pengungkapan
maksud dilakukan tidak bermaksud untuk mengembangkan ide sentral. Jika tulisan
tidak mengembangkan gagasan tema maka tulisan dalam bentuk pernyataan.[5]
4. Bahan
penulisan
Yang dimaksud dengan bahan
penulisan ialah semua informasi yang digunakan untuk mencapai tujuan penulisan.
Informasi itu, mungkin merupakan teori,
contoh-contoh, rincian atau detail, perbandingan, sejarah kasus, fakta, hubungan
sebab akibat, pengujian dan pembuktian, angka-angka, kutipan, gagasan dan
sebagainya.
a.
Bahan
pustaka
Berasal
dari buku-buku yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas. Ada du macam
bahan pustaka yang harus penulis kumpulkan. Yang pertama, bahan-bahan sumber
yang bersifat teori. Ini biasanya digunakan untuk mencari definisi, pengertian,
atau terminologi dan lain-lain dari bahan penelitian. Yang kedua, bahan sumber
asli yang berasal dari seorang tokoh. Ini biasanya digunakan untuk studi tokoh
atau pendapat seorang tokoh.
b.
Wawancara
Wawancara
(interview) adalah salah satu cara mengumpulkan data dengan mengajukan
pertanyaan kepada seorang yang dianggap berkompeten (berotoritas) tentang yang
ditulis. Wawancara biasanya digunakan untuk mendapatkan data secara lisan. Alat
bantu yang digunakan adalah alat perekam semacam tape recorder dan kamera
video. Alat tersebut digunakan untuk memudahkan penyalinan kedalam bentuk
tulis.
c.
Angket
Angket
(quesioner) adalah pertanyaan yang digunakan untuk menjaring pendapat (opini)
orang tentang sesuatu. Jawaban pertanyaan sudah disediakan. Responden tinggal
melingkari atau menyilangnya. [6]
5. Kerangka
Karangan
Kerangka
karangan merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita
menyusun karangan itu. Kerangka karangan merupakan rencana penulisan akan
bersifat konseptual, menyeluruh, terarah, dan bersasaran bagi target
pembacanya.
Yang
mempengaruhi kerangka karangan ini ialah tujuan dan bahan penulisan. Menyusun
kerangka pada hakikatnya membagi topik ke dalam subtopik dan selanjutnya ke
dalam sub-subtopik yang lebih kecil.[7]
Fungsi Kerangka
Karangan:
a. Memperlihatkan
pokok bahasan, sub-sub bahasan karangan, dan memberi kemungkinan perluasan
bahasan tersebut sehingga memungkinkan penulisan menciptakan suasana kreatif
sesuai dengan variasi yang diinginkan;
b. Mencegah
pembahasaan keluar dari sasaran yang
sudah dirumuskan dalam topik judul, masalah, tujuan, dan kalimat tesis;
c. Memudahkan
penulis menyusun secara menyeluruh;
d. Mencegah
ketidaklengkapan bahasan;
1)
Tahapan
Penyusunan Kerangka Karangan
a.
Tahapan pertama: merumuskan
topik yang jelas dan didasarkan pada suatu topik dan tujuan yang ingin dicapai
melalui topik tadi. Topik yang dirumuskan untuk kepentingan suatu kerangka
karangan hendaknya berbentuk pengungkapan maksud-tujuan atau tesis.
b.
Kedua ialah mengumpulkan topik-topik
bawahan yang dianggap merupakan rincian jelas dari tesis atau pengungkapan
maksud tadi (hal ini sering disebut dengan istilah inventarisasi). Pada poin
ini penulis diperbolehkan untuk mencatat sebanyak-banyaknya tema-tema yang
terlintas dalam benaknya, dan tidak perlu langsung melakukan evaluasi pada
tema-tema tadi.
c.
Ketiga ialah melakukan evaluasi pada
semua topik bawahan yang sudah dia catat pada langkah kedua tadi. Evaluasi itu
bisa diadakan dalam beberapa tahap sebagai berikut:
1.
Apakah semua tema yang sudah dia
catat memiliki pertalian (relevansi) langsung dengan tesis atau pengungkapan
maksud. Dan apabila sama sekali tidak mempunyai hubungan maka topik tersebut
dihapus dari daftar di atas.
2.
Semua tema yang masih tersisa
kemudian dievaluasi lebih lanjut. Jika ada dua topik atau lebih yang hampir
sama, maka mesti dibuat perumusan baru yang mencakup semua tema tadi.
3.
Evaluasi lebih lanjut ditujukan
kepada persoalan, apakah semua topik memiliki derajat yang sama, atau ada tema
yang sejatinya merupakan rincian dari topik lain atau turunan dari topik lain.
Jika ada masukkanlah topik turunan itu ke dalam topik yang dianggap lebih tinggi
posisinya.
4.
Ada kemungkinan bahwa ada dua topik
atau lebih yang memiliki derajat yang sama, tapi lebih rendah dari topik yang
lain. Jika terjadi hal yang demikian, maka usahakanlah agar mencari satu topik yang lebih tinggi lain yang akan membawahi topik-topik
tadi.[8]
2)
Manfaat Kerangka Karangan
Kerangka karangan adalah rencana kerja
yang mengandung ketentuan- ketentuan tentang pembagian dan penyusunan gagasan
yang memuat garis-garis besar suatu karangan.
Adapun manfaat
kerangka karangan adalah:
a.
Memudahkan
penyusunan kerangka secara teratur sehingga karangan menjadi lebih sistematis
dan mencegah penulis dari sasaran yang sudah dirumuskan dalam topik atau judul.
b. Memudahkan penempatan antara bagian karangan yang penting dan
yang tidak penting.
c. Menghindari timbulnya pengulangan pembahasan.
3)
Bentuk Kerangka
Karangan
Lazimnya kerangka kalimat berbentuk
deklaratif (berita) yang lengkap untuk merumuskan setiap topik, subtopik, atau sub-subtopik
seperti dibawah ini.
I.
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang: Isinya bahasan kesenjangan konsep ideal dan fakta, kajian pustaka,
dan penalaran yang menimbulkan masalah.
B. Perumusan
Masalah: Isinya rumusan masalah dalam kalimat tanya yang akan dibahas dan akhirnya
akan dijawab dalam kesimpulan.
C. Tujuan
penulisan: isinya target yang ingin dicapai.
D. Pembatasan
Masalah: Isinya perincian ruang lingkup pembahasan, tempat penelitian, dan
waktunya.
E. Metode
Pembahasan: Isinya metode yang digunakan dalam penelitian tersebut.
F.
Sistematika Penulisan: Isinya adalah
urutan-urutan sistem pembahasan.
II. LANDASAN
TEORI: Rumusan teori yang berhubungan dengan topik yang akan dibahas, misalnya:
pengertian, bagian-bagian, dan lain-lain yang sifatnya teoritis.
III. HASIL
PENELITIAN: Isinya adalah inti pembahasan. Biasanya merupakan aplikasi teori,
hasil dari seluruh penelitian.
IV. PENUTUP:
Berisi kesimpulan (jawaban masalah) dan saran-saran jika ada.
V. DAFTAR
PUSTAKA: Berisi referensi tentang penulisan.[10]
Kerangka karangan yang terdiri dari angka romawi
Misalnya:
Upaya
meningkatkan penjualan sepatu bata di Asean 2004
I.
Penjualan yang Sedang Berlangsung
II. Peningkatan
Penjualan
III. Prospek
Penjualan 2004
Kerangka Karangan yang terdiri dari angka desimal
Misalnya:
Upaya meningkatkan penjualan sepatu
bata di Asean 2004
1. Penjualan
yang Sedang Berlangsung
1.1 Konsep
Penjualan Tradisional
1.2 Kualitas
Produk
1.3 Promosi
2. Peningkatan
Penjualan Periode 2004
2.2
Strategi Penjualan
2.3
Kualitas Produk Standar Internasional
2.3
Promosi Multimedia
Kerangka
karangan sistem lekuk dengan angka desimal
Misalnya:
Upaya Meningkatkan Kreativitas Baru
Mahasiswa dalam Kewirausahaan
1. Pendahuluan
2. Potensi
Akademik Mahasiswa
2.1 Potensi
Kecerdasan
2.2 Keahlian
Bidang Studi
2.3 Tenaga
Kerja Intelektual
3. Paradigma
Kewirausahaan
3.1 Potensi
Kewirausahaan
3.2 Sumber
Kreativitas Baru
3.3 Budaya
Kewirausahaan
4. Strategi
Berwirausaha
4.1 Strategi
Awal
4.1.1
Konsep
4.1.2
Modal
4.1.3
Produk
4.1.4
Pasar
4.2 Evaluasi
Strategi Awal
4.3 Perencanaan
dan Pengembangan Tahun Pertama
4.4 Evaluasi,
Perencanaan, dan Pengembangan Tahun Kedua
5. Kesimpulan
Kerangka karangan sistem lurus dengan angka romawi
dan desimal
Misalnya:
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
1.2 Masalah
1.3 Tujuan
Penelitian
1.4 Pembatasan
Masalah
1.5 Manfaat
Penelitian
BAB II KERANGKA TEORI
1.1 Deskripsi Teori
2.1.1 Deskripsi teoritik variabel
pertama
2.1.2
Deskripsi teoritik variabel kedua
1.2 Kerangka
Berpikir
1.3 Rumusan
Hipotesis
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
1.1 Metode
Penelitian
1.2 Populasi
dan Sampel
1.3 Variabel
1.4 Instrumen
1.5 Prosedur
Pengukuran
1.6 Teknik Analisis
BAB IV HASIL PENELITIAN
1.1 Deskripsi
Data
1.2 Pengujian
Data
1.3 Hasil
Pengujian
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
5.2 Saran
6.
Penyuntingan
(Revisi)
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah
jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis. Yang direvisi dari karangan yang
telah dibuat meliputi:
a)
Penyuntingan
Naskah (data), data baru yang ditemukan memungkinkan untuk dilakukan penambahan
ataupun penggantian data.
b)
Penyuntingan
Materi (pendapat baru), seringkali setelah menulis karangan penulis menemukan
ide dan pendapat baru yang lebih baik dari pendapat lama sehingga perlu
dilakukan revisi.
c)
Penyuntingan
Bahasa (ketikan), dalam penulisan karangan hendaknya melakukan pengeditan ulang
terhadap bahan yang akan disajikan karena bahan tersebut harus sesuai dengan
bahasa diksi, alinea dan kalimat. Contohnya: Penulisan kutipan yang benar,
penulisan kata serapan yang sesuai EYD.
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan
pembahasan isi makalah di atas dapat disimpulkan bahwa:
1.
Perencanaan karangan adalah semua tahap
persiapan penulisan dari awal mengarang sampai terbentuk sebuah karangan.
2.
Tahap pembuatan perencanaan
karangan ialah tahap prapenulisan, tahap penulisan dan tahap penyuntingan
(revisi).
3.
Tahap
prapenulisan merupakan tahap perencanaan atau persiapan menulis.
4.
Tahap penulisan merupakan tahapan untuk menulis
keseluruhan naskah secara konseptual, disertai kutipan atau data yang
diperlukan.
5.
Tahap
penyuntingan (revisi) yaitu tahapan yang terdiri atas penyuntingan naskah,
penyuntingan materi, dan penyuntingan bahasa.
6.
Untuk menyusun karangan yang baik perlu diperhatikan dalam memilih
judul, topik, tujuan penulisan, bahan penulisan, dan penyusunan kerangka
karangan.
7.
Kerangka karangan
merupakan rencana penulisan yang mengandung ketentuan bagaimana kita menyusun
karangan itu.
8.
Tahap revisi ini bertujuan untuk memeriksa kembali tulisan yang telah
jadi ataupun memperbaiki berbagai kesalahan dan kekurangan dalam karya tulis.
DAFTAR PUSTAKA
Hs, Widjono. Bahasa Indonesia Mata Kuliah Perkembangan Kepribadian di Perguruan
Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2012.
Rahardi, R. Kunjana. Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi.
Jakarta: Erlangga, 2009.
Rahayu, Minto. Bahasa Indonesia di Perguruan Tinggi. Jakarta: Grasindo, 2007.
Abdul Gani, Ramlan dan Mahmudah
Fitriyah. Pembinaan Bahasa Indonesia.
Jakarta: UIN Jakarta Press, 2007.
Indah, Dian. Definisi Kerangka Karangan, http://contohartikelmu.com/definisi-kerangka-karangan/
diakses pada 31 Maret 2014 pukul 14.22 WIB
Sahara,
Siti. Perencanaan Karangan. http://perismatikilmu.blogspot.com diakses
pada 1 April 2014 pukul 12.13 WIB
[1] Widjono Hs, Bahasa Indonesia Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian di Perguruan Tinggi, (Jakarta: Grasindo, 2012) hlm 301
[3] Widjono, op.cit., hlm 321-322
[4] Ramlan A. Gani dan
Mahmudah Fitriyah Z.A., Pembinaan Bahasa
Indonesia, (Jakarta:UIN Jakarta Press,2007) hlm.174-175
[5] R. Kunjana Rahardi, Bahasa Indonesia untuk Perguruan Tinggi,
(Jakarta: Erlangga, 2009)
hlm
155
[7] Widjono, loc.cit.
[8] Dian
Indah, Definisi Kerangka Karangan, http://contohartikelmu.com/definisi-kerangka-karangan/
diakses pada
31 Maret 2014 pukul 14.22 WIB
thanks ya
BalasHapusterima kasih yaa :)
BalasHapusasslamu'alaikum, wr. wb..
BalasHapuskak, aku mau tanya untuk sumber sendiri kakak ambil buku dari mana aja ya kak? di PU (Perpustakaan Utama) ada lengkap tidak kak yang sesuai dari sumber-sumber kakak itu loh, hehehe..
soalnya nih kak kebetulan aku juga disuruh buat makalah yang sama kyak kakak. mohon informasinya kak, trimakasih :)
thanks, semoga kaka dimudahkan dalam urusannya ... :))
BalasHapus